Alat/mesin
- Bsc (Biosafety Cabinet)
Sebaiknya dalam proses isolasi virus AI dilakukan dalam BSC supaya virus tidak menyebar kemana-mana dan hasil isolasi tidak terkontaminasi microorganisma lain terutama bakteri dan jamur
Sebaiknya dalam proses isolasi virus AI dilakukan dalam BSC supaya virus tidak menyebar kemana-mana dan hasil isolasi tidak terkontaminasi microorganisma lain terutama bakteri dan jamur
- Mortar
Sebagai alat penghancur/mengaluskan organ (secara konvensinal)
- Blender
Fungsinya sama dengan mortar hanya saja proses akan lebih aseptis
- Homogenizer
Fungsinya sama dengan mortar atau blender, selain aseptis organ akan lebih halus karena putarannya lebih tinggi dan lebi cepat dari blender
- Sentrifus
Untuk mensentrifus organ yang sudah dihaluskan sehingga terpisahnya cairan virus (suspensi dan cell organ (sedimen), sebaiknya sentrifus yang digunakan adalah sentrifus refrigerator sehingga dapat di seting dengan suhu 2-8°C
- Cryo tube atau vial
Mendistribusikan/aliquot suspensi virus
Sebagai alat penghancur/mengaluskan organ (secara konvensinal)
Fungsinya sama dengan mortar hanya saja proses akan lebih aseptis
Fungsinya sama dengan mortar atau blender, selain aseptis organ akan lebih halus karena putarannya lebih tinggi dan lebi cepat dari blender
Untuk mensentrifus organ yang sudah dihaluskan sehingga terpisahnya cairan virus (suspensi dan cell organ (sedimen), sebaiknya sentrifus yang digunakan adalah sentrifus refrigerator sehingga dapat di seting dengan suhu 2-8°C
Mendistribusikan/aliquot suspensi virus
Bahan
Specimen/sampel organ (isolat)
Sampel organ yang diproses sebaiknya organ-organ yang mempunyai PA yang jelas dengan asumsi bahwa organ tersebut terinfeksi virus AI, dalam transfortasinya specimen (organ) sebaiknya menggunakan larutan PBS sehingga virus yang ada didalam sel tetap hidup
Buffer salin (PBS)
Dalam pembuatan PBS dengan pH7,2 – 7,4 adalah larutan penyangga yang baik untuk digunakan dalam proses isolasi virus karena PBS dapat mempertahankan konstan pH dan osmolaritas sel. (Lihat Prosedur Pembuatan PBS......)
Proses Isolasi
Dalam melakukan proses isolasi sebaiknya dilakukan diruang bersih (laboratorium) dengan sistim tata udara yang terkontrol, alat-alat yang dipergunakan seperti gunting, pinset dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dan dilengkapi dengan APD (alat perlindungan diri) seperti masker dan sarung tangan.
Untuk membersihkan specimen dari kotoran yang tidak dikehendaki terlebih larutan (transport media) dibuang, kemudian organ dicuci den PBS yang mengandung antibiotic (penicillin, setretomicyn dan kanamisin), sebaiknya pencucian tidak berulang-ulang untuk menghindari virus yang terbuang cukup 1 atau 2 kali pencucian.
Selanjutnya organ di haluskan dengan cara digerus atau diblender, kemudian tambahkan larutan PBS dengan konsentrasi akhir (suspensi) 10% sampai dengan 50%, supaya suspensi benar-benar tercampur dengan baik (homogen) lakukan pengocokan atau pemblenderan kembali.
Untuk membersihkan specimen dari kotoran yang tidak dikehendaki terlebih larutan (transport media) dibuang, kemudian organ dicuci den PBS yang mengandung antibiotic (penicillin, setretomicyn dan kanamisin), sebaiknya pencucian tidak berulang-ulang untuk menghindari virus yang terbuang cukup 1 atau 2 kali pencucian.
Selanjutnya organ di haluskan dengan cara digerus atau diblender, kemudian tambahkan larutan PBS dengan konsentrasi akhir (suspensi) 10% sampai dengan 50%, supaya suspensi benar-benar tercampur dengan baik (homogen) lakukan pengocokan atau pemblenderan kembali.
Untuk memisahkan antara PBS (larutan virus) dengan sedimen (sel organ) lakukan sentrifugasi dengan 6000 rpm selama 10 menit dengan suhu 4°C, ambil supernatanya dan distribusikan (aliquot) kedalam cryogenic tube masing-masing 1 ml kemudian diberi label antara lain nama isolat, tanggal proses isolasi. Supaya isolat tersebut tetap hidup dalam jangka waktu yang lama sebaiknya disimpan di deep freezer dengan suhu -86°C
Proses selanjutnya adalah pasase isolat pada telur berembrio (sebaiknya telur SPF), identifikasi dll. Proses tersebut bisa dilakukan kapan saja disesuaikan dengan kebutuhan
Skema Proses isolasi
Untuk perbanyakan virus yang nantinya akan dipergunakan sebagai
stok virus untuk keperluan proses selanjutnya seperti working seed (WS),
identifikasi, pembauatan antigen dll, virus hasil isolasi (isolat) ditumbuhkan
pada telur berembrio.
Semoga Bermanfaat bermanfaat.........
- Inokulasi
-
Virus ditanam pada telur SPF (Spesific pathogen Free) berembrio dengan masa inkubasi 9 sampai 12 hari sebanyak 0,1 sampai dengan 0,3 ml/butir. Penentuan umur inkubasi telur itu tergantung hasil dari optimasi, karena masing-masing virus mempunyai karakteristik yang berbeda
- Inkubasi
- Telur yang sudah ditanam virus diinkubasi di inkubator telur dengan suhu 37°C dengan kelembaban 50 sampai 60%
- Observasi (candling)
- Lakukan observasi telur (candling) untuk melihat kematian embrio, kematian embrio akibat virus AI biasanya anatara 17 jam sampai 30 jam post inoklasi. Disini perlunya memperhitungkan waktu inokulasi supaya telur yang mati untuk segera di chilling (disimpan pada suhu 4°C) karena telur yang mati terlalu lama di inkubator akan merusak virus dan mungkin juga kematian virus.
- Uji Agglutinasi
- Sebelum dilakukan pengambilan cairan allantois yang mengandung virus
AI terlebih dahulu masing-masing telur dlakukan uji agglutinasi (rapid test) dengan cara mencampur 1 bagian cairan allantois dengan 1 bagian red bloodcell (RBC) 10%,
Cairan allantois yang mengandung virus AI akan terjadi agglutinasi (butiran darah) pada saat dicampur dengan RBC.
- Panen (harvest)
- Sebelum cairan alantoisnya dipanen, telur terlebih dahulu disimpan di cool room suhu 4 derajat celcius (chilling) untuk meminimalisir terbawanya darah pada saat cairan allantois dipanen.
Ambil semua cairan allantois dengan menggunakan syringe 5 ml atau 10 ml dan tampung dalam tabung sentrifus, cairan allantois yang dipanen hanya telur yang menunjukan adanya agglutinasi
- Sentrifugasi
- Untuk membersihkan cairan allantois hasill panen dari kotoran (debris sel/partikel lainnya) lakukan setrifugasi selama 10 menit dengan 6000 rpm dan suhu 4°C. ambil supernatanya
- Distribusi (aliquot) dan penyimpanan
Supernatan (allantois berisi virus) hasil sentrifus di aliquot kedalam cryogenic tube (vial) sebanya @ 1 ml dan disimpan di suhu -86°C (deep freezer) sebagai stok virus
Pengujian
Pengujian virus yan harus dilakukan adalah :- Uji Kandungan Virus
- Virus Hemaglutination (HA-test)
- Uji Sterilitas
Amiin..........
No comments:
Post a Comment