Gejala Penyakit, Pathologi Anatomi dan Cara penularan virus Flu Burung (AI) Pada Unggas

Pendahuluan                  

Avian Influenza (AI) atau lebih terkenal dengan nama flu burung pertama kali ditemukan di negara Itali pada tahun 1878 kemudian menyebar ke benua Amerika, Eropa, Afrika dan Asia yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Penelitian Avian Influenza di Indonesia pernah dilaporkan oleh RONOHARDJO pada tahun 1983; RONOHATDJO et al (1985); RONOHADJO et al (1985) yang berhasil mengisolasi virus LPAI (Low Pathogenic Avian Influenza) dari itik, burung pelikan, bebek dan diidentifikasi sebagai virus AI subtipe H4N6 dan H4N2. Namun semenjak itu tidak lagi terdengar beritanya sampai kemudian pada akhir tahun 2003 (September-Oktober) terjadi wabah flu burung pada ayam dengan mortalitas mencapai 100% di Jawa Timur dan Jawa Barat , kemudian menyebar ke daerah lainnya seperti provinsi Jawa tengah, Yogyakarta, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara  (DAMAYANTI et al, 2005). Penanganan sudah dilakukan dengan berbagai cara mulai dari vaksinasi, biosekuriti yang ketat sampai stamping out, tetapi sampai saat ini (akhir tahun 2016) wabah flu burung  masih tetap saja muncul
Avian Influenza


Virus Avian Influenza  termasuk kedalam family Orthomyxovirdae  yang berdasarkan karakter protein M nya diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu virus Influenza tipe A, B dan C, Virus Influenza tipe A bisa menginfeksi ungas, manusia, kuda,  babi, dan kadang-kadang mamalia seperti ikan paus, anjing laut, sedangkan untuk virus Influenza tipe B dan C  hanya ditemukan  pada manusia yang kasusnya bersifat ringan, kalau didasarkan spike haemglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA) pada amplopnya (pembungkus luar virus) virus influenza type A memiliki subtipe 15 HA (H1-15) dan 9 N (N1-N9), protein HA berperan dalam proses interaksi langsung dengan reseptor yang ada dipermukaan sel (attachment) dan protein NA berperan dalam proses pelepas virus dari sel (budding).  Bentuk dari  virus influenza adalah bulat atau filamen dengan diameter 50 - 200 nm x 200 – 300 nm, berantai tunggal yang mempunyai amplop dengan delapan segmen dan termasuk virus RNA.  Virus Avian Influenza sub tipe H5N1 terdiri dari :
  1. Clade 2.1.3 (2.1.3.1, 2.1.3.2, dan 2.1.3.3) (WHO, 2012)  bersifat ganas pada unggas dari golongan ayam (gallinaceous) seperti ayam layer, ayam broiler, ayam kampung dan puyuh, sedangkan itik dan unggas air yang lainnya relatif tahan (Bingham et al., 2009; Swayne, 2007; Wibawa et al., 2012a)
  2. Clade 2.3.2.1 pada pertengahan tahun 2012 telah menimbulkan wabah penyakit highly pahogenic avian influenza (HPAI) yang disertai morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada unggas, khususnya itik.
Gejala Klinis Ayam terinfeksi AI

Cara Penularan

Media penyebaran dan penularan dapat melalui kontak langsung antara unggas, kotoran unggas, sarana transportasi ternak, peralatan kandang yang tercemar, pakan dan minum unggas yang tercemar, pekerja di peternakan dan burung.

Faktor yang mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus  AI pada suatu peternakan atau wilayah diantaranya :
  • Tingkat kepadatan ternak ayam dari suatu wilayah
  • Vaksinasi yang tidak tepat (program, aplikasi dll)
  • Jenis unggas yang dipelihara (ayam, itik, buruh puyuh)
  • Manajemen Peternakan (SDM, perkandangan, pakan, air minum, budidaya, kesehatan umum)
  • Pelaksanaan biosecurity yang tidak dilakukan dengan baik
  • Sistem penanganan kotoran dan limbah 

Gejala Klinis

Saat ini gejala klinis yang muncul pada ayam terserang penyakit AI ada dua type :

1. Ganas (kematian tinggi


  • Napsu makan menurun
  • Tortikolis (umumnya AI clade 2.3)
  • Warna Jengger dan pial kebiruan dan membengkak
  • Terjadinya perdarahan merata pada kaki yang berupa bintik-bintik merah (ptekhi) dan kadang-kadang kaki kering
  • Keluar cairan eksudat jernih hingga kental dari rongga mulut.
  • Gangguan pernafasan (Megap-megap)
  • Produksi telur menurun atau bahkan sampai terhenti
  • Diare.
  • Kerabang telur lembek.
  • Mortalitas sangat tinggi sampai 100%

2. Ringan (Sub Klinis) kematian rendah

Untuk gejala AI subklinis biasanya ayam hanya terlihat murung dengan kematian yang rendah, ayam mengalami depresi ringan, ganguan pernafasan, ganguan kualitas telur (berat, ukuran, kerabang, yolk dan albumin)

Pathologi Anatomi

Unggas yang terkena AI apabila kita lakukan nekropsi akan terlihat perubahan perubahan pada organ seperti :
  • Warana jengger/pial kebiruan (tidak semua AI)
  • Pendarahan pada kaki berupa bintik-bintik merah (tidak semua AI)
  • Pendarahan pada otot dada dan paha atau salah satunya
  • Pada kasus AI yang ganas hampir semua organ mengalami pendarahan, pada kasus AI yang ringan bisanya hanya sebagian organ yang mengalami pendarahan
  • Adanya pembengkakan pada jantung, hati, ginjal, paru-aru, proventrikulus
  • Dilatasi pembuluh darah penggantung usus
  • Dilatasi pebuluh darah otak
  • Pembengkakan kelenjar proventrikulus
Perubahan organ (PA) tersebut diatas bisa saja hanya sebagian yang muncul, tergantung dari jenis dan jumlah partikel virus yang menyerang.
PA flu Burung  pada Ayam
Daftar Pustaka
Dyah Ayu Hewajuli dan N.L.I. Dharmaynti : Karakterisasi dan Identifikasi Virus Avian Influenza (AI), Balai Besar Penelitian Veteriner-Bogor

Agus Wiyono, R. Indriani, N.L.P.I. Dharmayanti, R. Damayanti, L Parede, T. Syafriati Dan Darminto  Isolasi dan Karakterisasi Virus Highly Pathogenic Avian Influenza Subtipe H5 dari Ayam Asal Wabah di Indonesia, Balai Penelitian Veteriner-Bogor

Hendra Wibawa 1 , Lestari 1 , Herdiyanto Mulyawan 2 , Ira Pramastuti 2, Survei Penyakit Avian Influenza Subtipe H5 Di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur Dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Maret 2013 - Februari 2014, Balai Besar Veteriner Wates

Semoga Bermanfaat ........ 


No comments:

Post a Comment