8 Step Cara Produksi Virus Avian Influenza Pada Telur Berembrio


Salah satu bahan dasar yang terpenting dalam pembuatan vaksin Avian Influenza H5N1 Inaktif adalah antigen (virus mati) AI, yang dalam proses selanjutnya antigen tersebut dicampur dengan adjuvant menjadi sediaan dalam bentuk suspensi maupun emulsi (W/O,W/OW).
Untuk memproduksi virus Avian Influenza kita bisa mempergunakan media kultur jaringan (tissue culture) atau telur berembrio baik telur SPF (specific pathogen free), SUN (spesifik antibodi negatif) atau telur komersil (telur yang mempunyai antibodi) dengan umur inkubasi antara 10 sampai 12 hari.
Dalam artikel ini saya akan mengupas tentang cara memproduksi virus AI pada telur berembrio

Inkubasi telur berembrio (TAB)

Telur yang akan ditanam virus AI terlebih dahulu diinkubasi selama 10 sampai dengan 12 hari di incubator dengan temperature 37,5 derajat celcius dengan kelembaban sekitar 65-70% (masa inkubasi tergantung dari hasil optimasi masing-masing virus). Untuk meminimalkan kontaminasi pada telur selama masa inkubasi, telur terlebih dahulu di desinfeksi dengan benzalkonium chloride  1%, iodine, atau alkohol 70%, proses desinfeksi telur bisa  dengan cara penyemprotan (spraying) atau perendaman (dipping). Selama masa inkubasi telur diputar setiap 2 jam sekali dengan kemiringan 45 derajat, untuk inkubator yang modern pemutaran telur dilakukan dengan  cara otomatis oleh mesin dan bisa diatur frekuensi pemutarannya





Inokulasi Virus AI (penanaman virus)

Penanaman virus dilakukan dengan cara memasukan virus AI ke dalam telur melalui cairan allantois. Caranya adalah telur dilubangi pada area kantong udara (+3 mm diatas batas kantong udara), kemudian dengan menggunakan spuit (syringe) 1 ml masukan cair virus sebanyak 0,1 ml/telur. Untuk inokulasi virus dengan jumlah telur yang banyak bisa dilakukan dengan menggunakan socorex atau bahkan dengan menggunakan mesin (inoculation machine). Tutup lubang bekas inokulasi dengan sealent atau paraffin.
Kultur virus pada telur berembrio
Untuk menentukan jumlah partikel virus yang diinokulasikan ke telur sebaiknya hasil dari optimasi, supaya virus bereplikasi dengan maksimal, biasanya antara 1000 sampai 5000 partikel sehingga kita mendapatkan titer yang tinggi, karena  masing–masing virus memiliki karakteristik berbeda, cara optimasi partikel virus silahkan baca “Cara Meningkatkan Titer Virus dalam Cairan Allantois Telur Ayam Berembrio (TAB) point Jumlah partikel inokulum

Inkubasi telur paska infeksi virus

Telur yang telah diinokulasi virus dimasukan kedalam mesin inkubator dengan temperatur 37,5°C dengan kelembabannya antara 65 – 70% dan tidak dilakukan pemutaran telur  

Observasi telur (candling)

Lakukan observasi telur (candling) setelah 20 jam post inokulasi virus, untuk virus HPAI biasanya kematian embrio kurang dari 32 jam post infeksi dan untuk LPAI inkubasi telur bisa mencapai 96 jam pos infeksi, telur yang mati di simpan di suhu 4 derajat celcius.
Peneropongan telur

Chilling telur

Sebelum dilakukan panen cairan allantois, telur yang mati maupun yang hidup disimpan (chilling) terlebih dahulu pada suhu 4 derajat dengan tujuan untuk membekukan darah sehingga pada saat pengambilan cairan allantois darahnya tidak ikut terbawa. Chilling telur overnight (minimal selama 6 jam)

Panen Fluida Allantois (harvest)

Untuk mengurangi kontaminasi pada saat pengambilan cairan allantois, semua telur dilakukan desinfeksi dengan benzalkonium chloride 1%, iodine, atau alkohol 70%, proses deinfeksi telur bisa dengan cara penyemprotan (spraying) atau  perendaman (dipping). Dengan menggunakan gunting atau alat pembuka kerabang telur (decapper) buka seluruh telur yang akan dipanen diarea kantong udara, pisahkan   telur yang busuk supaya tidak ikut terpanen karena telur yang busuk mengindikasikan adanya kontaminasi bakteri maupun jamur, dari masing-masing telur ambil seluruh cairan allantois dengan cara menyedotnya  dengan spuit atau mesin harvest (harvesting machine) dan tampung seluruh cairan allantois dalam botol gelas/plastik dan simpan di suhu 4 derajat celcius

Sentrifugasi

Proses sentrufugasi bertujuan untuk memurnikan virus dari  partikel-partikel  yang terbawa pada saat panen, seperti debris sel, kerabang telur, kuning telur dan darah. Kecepatan sentrifugasi  3000-6000 rpm selama 10 – 15 menit dengan suhu 4 derajat celcius. 
Selesai sentrifugasi bulk virus disampling untuk dilakukan pengujian :

Inaktifasi Virus (mematikan virus)

Ada beberapa bahan kimia (inaktivan) yang bisa dipergunakan untuk mematikan virus AI diantaranya adalah  formalin pa 37%. Konsentrasi  akhir formalin untuk inaktifasi virus AI adalah 0,1-0,2%, sebaiknya konsentrasi formalin yang akan dipergunakan  terlebih dahulu dibuat stok 10%, sehingga pada saat formalin dicampurkan kedalam cairan allantois  tidak merusak  virus.
Pemberian formalin dilakukan dengan cara diteteskan  sedikit demi sedikit dengan menempelkan ujung pipet ke mulut botol sehingga formalin akan mengalir melalui diding botol dan bulk virus sambil diputar dengan menggunakan stirrer. Setelah pemberian formalin selsai proses inaktifasi dilanjutkan di 4 derajat sambil distirer dengan putaran rendah selama 20 – 24 jam, kemudian pemutaran bulk virus dengan stirrer dihentikan kemudian disampling untuk dilakukan pengujian :
  • Uji Inaktifasi 
  • Uji Haemaglutinin HA Test (Cara Uji HA)
  • Uji Sterilitas
  • Uji kandungan Formalin 

Setelah proses sampling selesai bulk virus disimpan kembali di suhu 4 derajat (cool room) untuk di formulasi menjadi vaksin AI Inaktif

Catatan : Semua peratan yang digunakan dala memproduksi bulk virus (antigen) harus steril

Semoga Bermanfaat …………..

1 comment:

  1. 8 step cara produksi virus Avian Influenza adalah membahas tentang produksi antigen sebagai bahan untuk vaksin AI inaktif

    ReplyDelete