Foto koleksi Poultry Indonesia |
Alat dana Bahan
Untuk menghindari kontaminasi dari mikro organisma lain alat dan bahan-bahan yang berhubungan langsung dengan virus harus terlebih dahulu di sterilisasi. Alat dan bahan yang diperlukan adalah :- Biosafety Cabinet
- Tabung reaksi 18 x 180 mm
- Pipet steril Vol. 10 ml & 1 ml
- Spuit 1 ml
- Alat Pengocok (Vortex)
- Sprayer alkohol 70%
- Pembolong Telur (Puncher)
- Gunting
- Kaca plat
- Batang pengaduk (stick gelas)
- Single pipette 50 μl
- Pipet tip
- Candler
- Sampel virus EDS (bulk)
- 25 butir telur bebek masa inkubasi 10 -12 hari
- Phosphat Buffer Saline (PBS)
- Silicon rubber/paraffin
- Kapas beralkohol 70%
- RBC 10% (baca artkel : Cara Pembuatan RBC)
- Tissue
Persiapan
Teropong (Candling) telur untuk mengetahui posisi embrio dan rongga udara, dengan menggunakan pensil beri tanda (+3 mm) diatas rongga udara, beri nama setiap telur sesuai dengan nama sampel dan tingkat penipisannya
Prosedur
- Disinfeksi area kerja BSC dengan kapas beralkohol 70%
- Tempatkan beberapa tabung reaksi di rak tabung dan beri nomor, jumlah tabung sesuai dengan kisaran titer virus EDS
- Pipet 4,5 ml PBS dan masukan pada masing-masing tabung
- Pipet 0,5 ml sample virus ND dan masukan kedalam tabung no 1 (10⁻¹) kocok sampai homogen dengan menggunakan vortex.
- Dari penipisan tabung pertama, pipet 0,5 ml dan masukan kedalam penipisan berikutnya (tabung no 2) kocok sampai homogen. Lakukan step ini sampai pada penipisan terendah
- Oles dengan kapas beralkohol disekitar area rongga udara.
- Dengan menggunakan pembolong telur (puncher), lubangi telur di tanda silang (+ 3 mm diatas rongga udara)
- Inokulasikan penipisan fluida dari empat penipisan terendah sesuai dengan kisaran titer EDS pada telur bebek embrio tertunas umur 10 hari sebanyak 0.1 ml / butir telur, rute intra allantois, 5 butir setiap penipisan.
- Inokulasikan larutan PBS pada 5 butir telur bebek berembrio tertunas umur 10 hari masing-masing 0,1 ml (sebagai kontrol)
- Tutup lubang bekas inokulasi dengan sealent/paraffin
- Inkubasikan pada suhu 37⁰C selama 5 hari dan observasi setiap hari dengan cara diteropong dengan lampu pijar (candler), embrio yang mati 24 jam post inokulasi dianggap kematian yang tidak spesifik ( dibuang ). Embrio yang mati sesudah 48 jam dichilling pada suhu 4⁰C
- Pada akhir masa inkubasi telur yang tersisa dichilling di 4⁰C, minimal overnight
Penilaian (Judgement)
- Dengan menggunakan gunting buka kerabang telur
- Pipet maing-masing 50 μl RBC 10%, letakan pada kaca plat (sesuai jumlah telur)
- Pipet 50 ml cairan allantois dari masing-masing telur pada setiap penipisan, dan campurkan kedalam RBC 10%, homogenkan menggunakan stick, lap stick menggunakan tissue.
- Goyang-goyangkan kaca selama 15 detik sambil diamati terbentuknya agglutinasi.
- Agglutinasi dianggap positif jika terbentuk butiran-butiran warna merah (agglutinasi)
- Hitung titer virus menggunakan metode “Spearman – Karber”
- Perhitungan metode “Spearman – Karber” berdasarkan log 10 EID₅₀.
Rumus :
EID50 = X + 1/2 - d∑ri atau
n= X + 0,5 - d∑ri
n
Keterangan :
- X = Pengenceran tertinggi (konsentrasi terendah)
- ∑ri = Total yang tidak terinfeksi (negatif/normal)
- n = Jumlah telur/cell/mencit/ayam yang dipakai pada setip penipisan
- d = log dari factor penipisan (log 10 =1)
Contoh Hasil Penilaian VCT
Hasil Uji Rapid Agglutinasi VCT Virus EDS (Egg Drop Syndrome)
Pengenceran
Positif (agglutinasi)
Negatif
10-6
5
0
10-7
5
0
10-8
4
1
10-9
1
4
Kontrol
0
5
Perhitungannya :
EID₅₀ = 9 + 0,5 - 5/5
= 9,5 - 1
= 8,5
maka titer virus EDS (Egg Drop Syndrome) hasil dari uji kandungan virus adalah : 10⁸․⁵EID₅₀
Definisi
Pengenceran
Positif (agglutinasi)
Negatif
10-6
5
0
10-7
5
0
10-8
4
1
10-9
1
4
Kontrol
0
5
- Fluida (Bulk) adalah cairan alantois hasil panen dari telur yang telah ditanam virus EDS
- Telur SPF (Specific pathogen Free) adalah telur ayam yang tidak mempunyai antibodi berasal dari turunan ayam petelur yang tidak/belum pernah divaksinasi dan bebas dari penyakit mematikan.
- Clean Egg adalah telur ayam yang yang tidak mempunya antibodi tertentu
Pustaka
Farmakope Obat Hewan Indonesia Jilid I (sediaan Biologik) edisi 3 tahun 2013. Direktorat Jenderal Pertenakan Departemen Pertanian Republik IndonesiaSemoga Bermanfaat........
No comments:
Post a Comment